Format Mp3 yang mulai Tergantikan
Mp3 adalah format yang lebih dekat di kalangan generasi yang hidup di awal era 2000an.
Kala itu adalah peralihan jenis rilisan fisik analog ke format musik digital. MP3 atau kepanjangan dari Motion Picture Experts Group Audio Layer 3, sebenarnya telah ada sejak 1980.
Kehadirannya sempat menjadi hal yang begitu berpengaruh pada cara orang mendengarkan musik. Adanya MP3 juga yang kemudian membuat Apple mengeluarkan salah satu produk andalannya, iPod.
Akan tetapi, waktu berganti. Membuka percakapan dengan tema berbagi MP3 tersebut mungkin tak akan terdengar lagi karena kini, format MP3 kini akan digantikan oleh AAC (Advance Audio Coding).
Hal ini tentunya tak hanya akan berpengaruh terhadap dunia digital, namun juga pada industri musik.
Menurut pengamat musik yang juga bekerja sebagai music director di sebuah radio swasta, Prita Prawirohardjo, industri musik memang akan selalu berjalan seiring seirama dengan teknologi dan evolusi yang dihasilkan oleh teknologi tersebut.
"Sebagai contoh, format kaset akhirnya digantikan oleh CD (compact disc), kemudian digantikan oleh format MP3, MP4, AAC, dan sebagainya," ungkapnya kepada detikHOT.
Ia melanjutkan, "Perkembangan teknologi mempengaruhi hampir semua industri secara signifikan, tidak hanya industri musik saja. Sehingga pada akhirnya yang bisa mengikuti hanyalah mereka yang mau mengeksplorasi teknologi ke tingkat selanjutnya".
Apakah Format AAC Lebih Baik Dibanding MP3?
The Frauhofer Institute, lembaga yang melahirkan MP3, memutuskan untuk tidak lagi meneruskan lisensi dari format tersebut. MP3 yang selama ini menjadi format yang menemani kita dalam mendengarkan lagu dianggap tak lagi relevan.
Advance Audio Coding atau yang disingkat dan dikenal sebagai AAC akan menjadi format digital pengganti dari MP3. Format ini dinilai memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan MP3.
Menurut pengamat musik yang kini juga bekerja sebagai music director di salah satu radio swasta, Prita Prawirohardjo, sebenarnya kualitas yang lebih rendah dari MP3 tidak terlalu bisa kentara di sebagian besar orang awam.
Akan tetapi, ia juga membenarkan bahwa memang AAC memiliki kualitas yang lebih diakui dan dianggap baik oleh pakar yang mengerti teknik.
"Untuk sebagian besar orang awam yang buta teknis dan tidak mementingkan kenikmatan mendengarkan musik dengan kualitas terbaik, mungkin tidak ada bedanya mendengarkan musik dengan format MP3 atau AAC, meskipun kualitas AAC dianggap lebih baik oleh pakar," ungkapnya kepada detikHOT.
Prita juga memaparkan sebenarnya format AAC bukanlah barang baru. Kehadirannya telah ada dan menjadi salah satu menu formatdi iTunes dan Apple Music.
Jika perpindahan dari format MP3 ke AAC benar-benar terjadi, bagi Prita, hal ini akan menjadi masalah bagi mereka yang telah mengoleksi musik dengan format MP3 dalam jumlah besar.
"Tentunya mereka harus memindahkan koleksinya menjadi format AAC," ungkap Prita.
Diakui Prita, format AAC memang memiliki kualitas audio yang lebih baik. "Meskipun saya sendiri biasanya tetap memindahkan format AAC ini ke format MP3 karena pertimbangan storage atau ruang penyimpanan di perangkat pemutar musik saya, yaitu iPod," katanya lagi.
Jadi, Bagaimana ? yakin sudah siap berganti dari kebiasaan menggunakan MP3?
Say Good Bye For Mp3 ?
Mungkin, Kini adalah saat yang tepat untuk mengucapkan selamat tinggal kepada MP3. Sebab format musik digital itu akan benar-benar hilang.
The Fraunhofer Institute, lembaga yang melahirkan MP3, seperti yang dirilis NME, Selasa (16/5/2017) memutuskan untuk tidak lagi meneruskan lisensi format tersebut. Pihaknya menganggap MP3 sudah tidak lagi relevan untuk saat ini.
Sebagai gantinya, ada format digital lainnya, seperti AAC (Advanced Audio Coding). Format ini dinilai jauh memiliki kualitas yang baik dibandingkan MP3.
"(AAC) dapat menghadirkan lebih banyak fitur dan kualitas audio yang lebih baik pada bitrates yang lebih rendah dibandingkan MP3," ungkap perwakilan lembaga itu.
Dengan berhentinya format MP3, dampak kepada dunia musik justru cukup besar. Akan tetapi, untuk layanan musik digital dikabarkan tidak akan terkena dampaknya karena kebanyakan sudah menggunakan format musik yang lebih modern.
Terlebih, berdasarkan riset yang dilakukan Audio Engineering Library, kompres terhadap musik di format MP3 memberikan energi yang negatif. Apa lagi, MP3 juga dinilai menjadi biang mudahnya penyebaran ilegal sebuah karya musik.
Lantas, apa tanggapan pembaca terhadap hilangnya MP3?
Tidak ada komentar:
Tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan saya, masukkan anda begitu berarti bagi perkembangan Blog ini dan diri pribadi saya...jangan pake spam...pokoknya NO SARA, NO SEX, NO ANARKI, NO POLITIK!!! Piss and luv.... Terimakasih